DIANTARA FAKTA DAN FIKSI
Judul buku : Angels and Demons (Malaikat dan Iblis)
Penulis : Dan Brown
Tebal : 656 Halaman
Penerbit : PT. Serambi Ilmu semesta Jakarta
peresensi : Ahmad Sodikin
Buku malaikat dan iblis adalah buku ke-2 dari novelis luar biasa, Dan Brown. Didalam buku ini, anda akan mendapat banyak kesamaan dengan novel Dan Brown yang lain, The Da Vinci Code. Selain kesamaan tokoh utama, Robert Langdon si ahli sejarah dan simbol-simbol kuno dari Harvard University, buku ini juga berlatar belakang kemelut agama, katolik khususnya. Kesamaan lainnya yakni setting waktu yang amat singkat, hanya 24 jam.
Dalam novel Angels and Demons ini, Dan Brown kembali menunjukkan kapasitasnya sebagai pengarang yang lihai dalam meramu seni, sejarah dan fakta. Dikatakan fakta karena semua benda seni, makam, terowongan hingga arsitektur yang terdapat dalam cerita adalah nyata dan dapat disaksikan hingga sekarang.
Cerita dimulai dengan pembunuhan Leonardo Vetra, seorang fisikawan sekaligus pendeta katolik dari lembaga riset CERN di laboratoriumnya. Plot cerita kemudian baeralih ke kediaman Robert Langdon, dimana ia menerima kiriman faks dari Maximilian Kohler, direktur CERN, yang berisi gambar mayat Leonardo Vetra dengan simbol aneh di dadanya. Simbol itu merujuk pada Illuminati, suatu kelompok persahabatan kuno yang telah musnah berabad-abad lalu. Kelompok ini terkenal amat memusuhi gereja Vatikan dan berniat untuk menghancurkan otoriterismenya yang terlampau besar atas umat katolik. Simbol tadi dimunculkan agar seolah-olah Illuminati terlihat bangkit kembali dari kubur dan siap berkonfrontasi dengan Vatikan. Di laboratorium CERN, Illuminati juga mencuri anti materi, sebuah zat yang bisa berubah menjadi senjata dahsyat.
Dengan rasa penasaran yang besar, Langdon terbang ke markas CERN di Swiss dan bertemu dengan Victoria Vetra, anak angkat Leonardo Vetra. Berdua mereka pergi ke Vatikan City di Italia, tempat kelompok Illuminati merencanakan peledakan zat anti materi. Di Vatikan ternyata masalah muncul lagi. Empat kardinal yang menjadi calon kuat pengganti Paus telah diculik dan akan dibunuh satu persatu setiap satu jam di tempat-tempat umum Roma. Dengan pengetahuannya sebagai ahli sejarah dan ahli simbol kuno, Langdon ditemani Victoria berpacu dengan waktu untuk menyelamatkan Vatikan dari kehancuran sekaligus membebaskan para kardinal yang akan dibunuh.
Penggabungan antara fakta dan fiksi merupakan kelebihan dari buku ini. Pembaca juga akan dibuat berdecak kagum dengan pengungkapan rahasia-rahasia menarik dari karya seni dan tempat-tempat bersejarah yang ada. Dibandingkan dengan buku Da Vinci Code yang terbit lebih dulu, lebih banyak kejutan yang tak terduga di dalam alur novel ini, sehingga ceritanya tidak bisa ditebak.
Sayangnya, dalam novel ini terlalu banyak kemiripan tokoh dengan novel The Da Vinci Code. Tapi bagaimanapun juga, buku ini benar-benar asyik dan sangat patut dibaca oleh penggemar novel misteri dan thriller.(hilmanking)
0 komentar:
Posting Komentar